Pengertian Kimia
Kimia merupakan ilmu pengetahuan alam (sains). Artinya, penelitian yang
dilakukan di dalamnya menggunakan prosedur yang sistematis dan hipotesisnya
mampu dibuktikan secara ilmiah.
Seorang ahli kimia adalah ilmuwan yang mempelajari propertis dan
komposisi materi, serta interaksinya terhadap materi lain. Kimia memiliki
banyak kesamaan dengan biologi dan fisika.
Segala hal yang kamu rasakan, kamu cium, kamu dengar, dan kamu sentuh,
berkaitan dengan kimia. Ketika kamu merasakan sesuatu, menyentuhnya,
mendengarnya, maka terjadilah serangkaian reaksi kimia di dalam tubuhmu. Itulah
sebabnya penting mempelajari kimia agar kamu paham bagaimana suatu peristiwa
terjadi di dunia ini.
Secara spesifik, kimia dapat juga diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari materi dan perubahannya. Sebagian besar dari kita meyakini bahwa
substansi kimia hanya ada di laboratorium kimia. Padahal, para ahli kimia
sendiri mempercayai bahwa semua hal yang ada di alam ini terbuat dari
bahan-bahan kimia.
Kimia ada di mana-mana. Udara yang kamu hirup setiap hari mengandung
unsur kimia, seperti oksigen dan nitrogen. Air yang kamu minum adalah gabungan
dari unsur-unsur kimia (hidrogen dan oksigen) yang saling berikatan membentuk
senyawa. Begitupun, gula yang kamu masukkan ke dalam minuman teh tersusun dari
bahan-bahan kimia.
Yang membuat sebuah benda berbeda dari yang lain adalah komposisi
elemen-elemen kimia penyusunnya yang berbeda antara satu benda dengan yang
lain. Sebagai contoh, elemen sodium yang memiliki sifat lembut, meledak ketika
bercampur dengan air jika mendapat energi yang cukup.
Selain sodium, bahan kimia lain yang memiliki
keunikan adalah klorin. Ketika berada dalam suhu kamar (27 derajat Celcius),
klorin akan berbentuk gas hijau. Dapat bersifat mematikan. Itulah sebabnya
klorin dapat dijadikan senjata gas kimia pada abad ini.
Anehnya, jika kedua bahan berbahaya tersebut
dikombinasikan di “dapur” kimia, terbentuklah senyawa yang sama sekali tidak
berbahaya, sodium klorida, yang digunakan oleh manusia sebagai garam
meja.
Garam meja tentu saja tidak meledak ketika terkena air (tidak sama
dengan sifat sodium, salah satu unsur penyusunnya), bahkan dijadikan bahan
tambahan (penyedap rasa) pada makanan yang kita makan setiap hari.
Perubahan sifat materi seperti itu adalah salah satu yang dipelajari
oleh para ahli kimia. Sifat materi dapat saja berubah setelah bereaksi dengan
materi lainnya. Yuk, pelajari kimia agar kamu semakin paham bagaimana materi
yang ada di alam ini saling berinteraksi. Berikut ini penjelasan lebih jauh
mengenai bahan kimia yang ada pada makanan yang sering kita jumpai.
Bahan Kimia
pada Makanan
Kita pasti ingat beberapa waktu yang lalu masyarakat dihebohkan dengan
beredarnya formalin dan boraks yang merupakan bahan kimia beracun, digunakan
sebagai campuran makanan. Kedua bahan tersebut adalah sebagian dari bahan kimia
yang merusak kesehatan. Masih ada bahan kimia pada makanan lain yang memiliki
tingkat bahaya setara, apalagi jika dikonsumsi secara terus-menerus.
Efek yang ditimbulkan bahan-bahan tersebut bisa
sangat mengerikan, mulai dari pemicu kanker, kelainan genetik, cacat bawaan
lahir saat dikonsumsi ibu hamil, melemahnya kinerja otak dan syaraf, dan masih
banyak lagi efek buruk lainnya. Berikut ini adalah 10 bahan kimia berbahaya
yang sering ditemukan dalam makanan.
1. Sakarin
(Saccharin)
Sakarin dikenal sebagai bahan pemanis buatan yang mampu menghasilkan
sensasi rasa manis hingga 550 kali gula biasa. Bentuknya berupa bubuk putih
tanpa bau. Sakarin banyak digunakan sebagai campuran makanan pengganti gula
karena harganya yang jauh lebih ekonomis. Biasanya digunakan dalam industri kue
dan minuman.
Sakarin yang mengendap dalam ginjal memicu pertumbuhan
kanker mukosa kandung kemih. Para pakar epidemiolog dan kesehatan tidak
merekomendasikan panggunaan sakarin untuk makanan dan minuman konsumsi karena
terbukti membahayakan kesehatan.
Miris rasanya jika penulis melihat anak-anak
jajan di pinggir jalan atau di depan sekolahnya, sementara tidak ada satupun
yang bisa memastikan bahwa setiapa makanan dan minuman yang mereka makan
tersebut memiliki jaminan kesehatan.
2. Siklamat
(Cyclamate)
Siklamat juga digunakan sebagai campuran makanan-minuman untuk memberi
sensasi rasa manis. Kadarnya lebih rendah dibanding sakarin. Kira-kira, 30 kali
manis gula biasa. Penggunaan dalam jumlah lebih banyak bisa menimbulkan rasa
getir. Itu sebabnya siklamat kalah populer dibanding sakarin.
Siklamat secara sembrono digunakan dalam
industri makanan-minuman, padahal siklamat bisa mengakibatkan pecahnya sel
kromoson dalam medium biakan sel leukosit. Di beberapa negara maju, penggunaan
siklamat telah dilarang. Di Indonesia, penggunaan bahan ini masih ditemukan
secara illegal.
3. Nitrosamin
Nitrosamin adalah bahan kimia yang digunakan untuk memberi aroma khas
sosis, keju, kornet, ham, dan dendeng olahan. Kadang-kadang digunakan pula
untuk mempertahankan warna asli daging.
Bentuknya seperti garam, berupa kristal atau
bongkahan tidak berbau, warnanya agak kekuning-kuningan. Nitrosamin terbukti
bersifat karsinogen, menyebabkan kanker dengan mengubah DNA tubuh dan
mengganggu proses metabolisme. Karsinogenik juga mengendap dalam paru-paru dan
memicu timbulnya kanker.
4. Monosodium
Glutamat (MSG)
Monosodium glutamat lebih kita kenal dengan sebutan vetsin atau penyedap
rasa. Hampir semua makanan menggunakan bahan ini untuk meningkatkan cita
rasanya. Padahal, vetsin memiliki efek degenerasi dan nekrosi sel-sel neuron,
sel-sel syaraf lapisan dalam retina, bahkan menyebabkan mutasi sel, dan
mengakibatkan kanker kolon dan hati.
Vetsin yang mengendap dalam ginjal juga
meningkatkan resiko kanker ginjal, kanker otak, dan merusak jaringan lemak.
Untuk itu, sebaiknya hindari penggunaan vetsin pada setiap makanan yang Ana
buat untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya.
5. Rhodamin B
Rhodamin B berupa serbuk kristal berwarna merah keunguan, dan ketika
dilarutkan dalam air akan berubah merah berpendar yang membangkitkan selera.
Zat ini sangat berbahaya bagi tubuh jika terhirup. Kulit pun bisa mengalami
iritasi. Bahkan, bisa menyebabkan gangguan pencernaan berupa iritasi lambung,
dan kanker hati.
Rhodamin B merupakan bahan pewarna sintetis
dalam industri tekstil dan kertas, yang secara illegal digunakan untuk pewarna
makanan. Makanan yang menggunakan bahan ini bisa dikenali dari warna merah
mencolok yang tidak wajar, banyak terdapat titik-titik warna karena tidak
homogen. Biasanya digunakan pada industri kerupuk, terasi, dan makanan kecil
untuk anak-anak.
6. Metanil
Yellow
Jika Rhodamin B adalah pemberi warna merah, maka Metanil Yellow adalah
pemberi warna kuning. Keduanya sama-sama bahan pewarna sintetis yang digunakan
untuk industri tekstil dan cat. Bentuknya bisa berupa serbuk, bisa pula berupa
padatan.
Tingkat bahayanya sama dengan Rhodamin B.
Adapun bahan kimia ini biasanya digunakan secara illegal pada industri mie,
kerupuk dan jajanan berwarna kuning mencolok.
7. Formalin
Formalin merupakan bahan kimia dalam industri kayu lapis, dan digunakan
sebagai bahan disinfektan pada rumah sakit. Formalin digunakan secara illegal
untuk bahan pengawet. Mie basah yang diberi formalin bisa awet berhari-hari
tanpa disimpan dalam lemari pendingin. Tahu berformalin tidak rusak hingga 4-5
hari. Ikan dan daging tidak membusuk dalam 3 hari.
Zat ini sangat berbahaya jika sampai tertelan. Kulit yang terkena
formalin akan terasa terbakar, bahkan menyebabkan pendarahan. Di dalam tubuh,
formalin bisa menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak, limfa, dan sistem
syaraf pusat.
8. Boraks
Boraks adalah bahan pengawet kayu dan antiseptik pengontrol kecoa.
Fungsinya hampir sama dengan pestisida. Boraks berbentuk serbuk kristal putih
tanpa bau dan mudah larut dalam air. Boraks digunakan secara illegal dalam
industri makanan bakso dan kerupuk, karena mampu memberi efek bagus pada
tekstur makanan. Bakso dengan boraks menjadi kenyal, renyah, dan tahan lama.
Kerupuk dengan boraks pun lebih renyah dan empuk.
Padahal, boraks adalah bahan pembersih dan pengawet kayu, dengan fungsi
antiseptik. Boraks bisa menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal.
Dalam jumlah besar, boraks bisa mematikan, koma, depresi, kerusakan ginjal, dan
kematian.
9. Acrylamide
Acrylamide adalah zat kimia yang terdapat pada makanan panggang seperti
serealia, roti crackers, dan sebagainya, dan merupakan produk sampingan
karbohidrat yang diolah dengan temperatur tinggi. Zat ini juga tidak baik untuk
kesehatan karena memiliki hubungan erat dengan kolesterol.
10. Bisphenol
A (BPA)
Bisphenol A adalah zat kimia yang terdapat pada plastik penyimpan
makanan. Zat tersebut bisa bocor dan meresap ke dalam makanan, kemudian
dikonsumsi manusia. Zat ini meningkatkan risiko kanker payudara.
Oleh karena ilmu kimia merupakan bagian dari sains, maka untuk
mempelajari ilmu kimia harus menggunakan disiplin dan cara-cara atau meode yang
biasa digunakan oleh para saintis (ilmuwan) dalam memperoleh ilmu pengetahuan
tersebut. Cara-cara atau metode dalam mempelajari dan mendapatkan ilmu
pengetahuan alam (sains) disebut metode imliah. Jadi, untuk mempelajari ilmu
kimia harus tunduk pada aturan-aturan dalam metode ilmiah. Didalam menjelaskan
suatu gejala alam atau suatu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah
terdapat langkah-langkah yang tertentu, yaitu:
v Menemukaan
masalah
v Mengamati
masalah
v Membuat
hipotesis
v Melakukan
eksperimen
v Menarik
kesimpulan
v Menyusun teori.
Metode
ilmiah merupakan landasan dalam penyusunan suatu teori. Suatu teori harus dapat
dibuktikan kebenarannya berdasarkan pengamatan (fakta empiris). Apabila bukti
empiris tidak sesuai dengan teori yang disusun maka harus dilakukan percobaan
ulang dan disusun teori baru yang dapat dimamfaatkan untuk kesejahteraan
manusia.
Ilmu kimia memiliki banyak cabang-cabang ilmu
diantaranya adalah ilmu kimia analitik, ilmu kimia organik, ilmu kimia
anorganik, ilmu biokimia, dan kimia nuklir.
- Kimia analitik adalah analisis cuplikan bahan untuk memperoleh pemahaman tentang susunan kimia dan strukturnya. Kimia analitik melibatkan metode eksperimen standar dalam kimia. Metode-metode ini dapat digunakan dalam semua subdisiplin lain dari kimia, kecuali untuk kimia teori murni.
- Kimia organik mengkaji struktur, sifat, komposisi, mekanisme, dan reaksi senyawa organik. Suatu senyawa organik didefinisikan sebagai segala senyawa yang berdasarkan rantai karbon.
- Kimia anorganik mengkaji sifat-sifat dan reaksi senyawa anorganik. Perbedaan antara bidang organik dan anorganik tidaklah mutlak dan banyak terdapat tumpang tindih, khususnya dalam bidang kimia organologam.
- Biokimia mempelajari senyawa kimia, reaksi kimia, dan interaksi kimia yang terjadi dalam organisme hidup. Biokimia dan kimia organik berhubungan sangat erat, seperti dalam kimia medisinal atau neurokimia. Biokimia juga berhubungan dengan biologi molekular, fisiologi, dan genetika.
- Kimia nuklir mengkaji bagaimana partikel subatom bergabung dan membentuk inti. Transmutasi modern adalah bagian terbesar dari kimia nuklir dan tabel nuklida merupakan hasil sekaligus perangkat untuk bidang
Dirgantara Wicaksono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar