Senin, 15 Juni 2015

Pengertian kimia



Pengertian Kimia
       Kimia merupakan ilmu pengetahuan alam (sains). Artinya, penelitian yang dilakukan di dalamnya menggunakan prosedur yang sistematis dan hipotesisnya mampu dibuktikan secara ilmiah.
      Seorang ahli kimia adalah ilmuwan yang mempelajari propertis dan komposisi materi, serta interaksinya terhadap materi lain. Kimia memiliki banyak kesamaan dengan biologi dan fisika.
      Segala hal yang kamu rasakan, kamu cium, kamu dengar, dan kamu sentuh, berkaitan dengan kimia. Ketika kamu merasakan sesuatu, menyentuhnya, mendengarnya, maka terjadilah serangkaian reaksi kimia di dalam tubuhmu. Itulah sebabnya penting mempelajari kimia agar kamu paham bagaimana suatu peristiwa terjadi di dunia ini.
     Secara spesifik, kimia dapat juga diartikan sebagai ilmu yang mempelajari materi dan perubahannya. Sebagian besar dari kita meyakini bahwa substansi kimia hanya ada di laboratorium kimia. Padahal, para ahli kimia sendiri mempercayai bahwa semua hal yang ada di alam ini terbuat dari bahan-bahan kimia.
     Kimia ada di mana-mana. Udara yang kamu hirup setiap hari mengandung unsur kimia, seperti oksigen dan nitrogen. Air yang kamu minum adalah gabungan dari unsur-unsur kimia (hidrogen dan oksigen) yang saling berikatan membentuk senyawa. Begitupun, gula yang kamu masukkan ke dalam minuman teh tersusun dari bahan-bahan kimia.
      Yang membuat sebuah benda berbeda dari yang lain adalah komposisi elemen-elemen kimia penyusunnya yang berbeda antara satu benda dengan yang lain. Sebagai contoh, elemen sodium yang memiliki sifat lembut, meledak ketika bercampur dengan air jika mendapat energi yang cukup.
Selain sodium, bahan kimia lain yang memiliki keunikan adalah klorin. Ketika berada dalam suhu kamar (27 derajat Celcius), klorin akan berbentuk gas hijau. Dapat bersifat mematikan. Itulah sebabnya klorin dapat dijadikan senjata gas kimia pada abad ini.
Anehnya, jika kedua bahan berbahaya tersebut dikombinasikan di “dapur” kimia, terbentuklah senyawa yang sama sekali tidak berbahaya, sodium klorida, yang digunakan oleh manusia sebagai garam meja. 
     Garam meja tentu saja tidak meledak ketika terkena air (tidak sama dengan sifat sodium, salah satu unsur penyusunnya), bahkan dijadikan bahan tambahan (penyedap rasa) pada makanan yang kita makan setiap hari.
      Perubahan sifat materi seperti itu adalah salah satu yang dipelajari oleh para ahli kimia. Sifat materi dapat saja berubah setelah bereaksi dengan materi lainnya. Yuk, pelajari kimia agar kamu semakin paham bagaimana materi yang ada di alam ini saling berinteraksi. Berikut ini penjelasan lebih jauh mengenai bahan kimia yang ada pada makanan yang sering kita jumpai.
Bahan Kimia pada Makanan
       Kita pasti ingat beberapa waktu yang lalu masyarakat dihebohkan dengan beredarnya formalin dan boraks yang merupakan bahan kimia beracun, digunakan sebagai campuran makanan. Kedua bahan tersebut adalah sebagian dari bahan kimia yang merusak kesehatan. Masih ada bahan kimia pada makanan lain yang memiliki tingkat bahaya setara, apalagi jika dikonsumsi secara terus-menerus.
Efek yang ditimbulkan bahan-bahan tersebut bisa sangat mengerikan, mulai dari pemicu kanker, kelainan genetik, cacat bawaan lahir saat dikonsumsi ibu hamil, melemahnya kinerja otak dan syaraf, dan masih banyak lagi efek buruk lainnya. Berikut ini adalah 10 bahan kimia berbahaya yang sering ditemukan dalam makanan.
1. Sakarin (Saccharin)
       Sakarin dikenal sebagai bahan pemanis buatan yang mampu menghasilkan sensasi rasa manis hingga 550 kali gula biasa. Bentuknya berupa bubuk putih tanpa bau. Sakarin banyak digunakan sebagai campuran makanan pengganti gula karena harganya yang jauh lebih ekonomis. Biasanya digunakan dalam industri kue dan minuman.
Sakarin yang mengendap dalam ginjal memicu pertumbuhan kanker mukosa kandung kemih. Para pakar epidemiolog dan kesehatan tidak merekomendasikan panggunaan sakarin untuk makanan dan minuman konsumsi karena terbukti membahayakan kesehatan.
Miris rasanya jika penulis melihat anak-anak jajan di pinggir jalan atau di depan sekolahnya, sementara tidak ada satupun yang bisa memastikan bahwa setiapa makanan dan minuman yang mereka makan tersebut memiliki jaminan kesehatan.
2. Siklamat (Cyclamate)
       Siklamat juga digunakan sebagai campuran makanan-minuman untuk memberi sensasi rasa manis. Kadarnya lebih rendah dibanding sakarin. Kira-kira, 30 kali manis gula biasa. Penggunaan dalam jumlah lebih banyak bisa menimbulkan rasa getir. Itu sebabnya siklamat kalah populer dibanding sakarin.
Siklamat secara sembrono digunakan dalam industri makanan-minuman, padahal siklamat bisa mengakibatkan pecahnya sel kromoson dalam medium biakan sel leukosit. Di beberapa negara maju, penggunaan siklamat telah dilarang. Di Indonesia, penggunaan bahan ini masih ditemukan secara illegal.
3. Nitrosamin
       Nitrosamin adalah bahan kimia yang digunakan untuk memberi aroma khas sosis, keju, kornet, ham, dan dendeng olahan. Kadang-kadang digunakan pula untuk mempertahankan warna asli daging.
Bentuknya seperti garam, berupa kristal atau bongkahan tidak berbau, warnanya agak kekuning-kuningan. Nitrosamin terbukti bersifat karsinogen, menyebabkan kanker dengan mengubah DNA tubuh dan mengganggu proses metabolisme. Karsinogenik juga mengendap dalam paru-paru dan memicu timbulnya kanker.
4. Monosodium Glutamat (MSG)
       Monosodium glutamat lebih kita kenal dengan sebutan vetsin atau penyedap rasa. Hampir semua makanan menggunakan bahan ini untuk meningkatkan cita rasanya. Padahal, vetsin memiliki efek degenerasi dan nekrosi sel-sel neuron, sel-sel syaraf lapisan dalam retina, bahkan menyebabkan mutasi sel, dan mengakibatkan kanker kolon dan hati.
Vetsin yang mengendap dalam ginjal juga meningkatkan resiko kanker ginjal, kanker otak, dan merusak jaringan lemak. Untuk itu, sebaiknya hindari penggunaan vetsin pada setiap makanan yang Ana buat untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya.
5. Rhodamin B
       Rhodamin B berupa serbuk kristal berwarna merah keunguan, dan ketika dilarutkan dalam air akan berubah merah berpendar yang membangkitkan selera. Zat ini sangat berbahaya bagi tubuh jika terhirup. Kulit pun bisa mengalami iritasi. Bahkan, bisa menyebabkan gangguan pencernaan berupa iritasi lambung, dan kanker hati.
Rhodamin B merupakan bahan pewarna sintetis dalam industri tekstil dan kertas, yang secara illegal digunakan untuk pewarna makanan. Makanan yang menggunakan bahan ini bisa dikenali dari warna merah mencolok yang tidak wajar, banyak terdapat titik-titik warna karena tidak homogen. Biasanya digunakan pada industri kerupuk, terasi, dan makanan kecil untuk anak-anak.
6. Metanil Yellow
       Jika Rhodamin B adalah pemberi warna merah, maka Metanil Yellow adalah pemberi warna kuning. Keduanya sama-sama bahan pewarna sintetis yang digunakan untuk industri tekstil dan cat. Bentuknya bisa berupa serbuk, bisa pula berupa padatan.
Tingkat bahayanya sama dengan Rhodamin B. Adapun bahan kimia ini biasanya digunakan secara illegal pada industri mie, kerupuk dan jajanan berwarna kuning mencolok.
7. Formalin
       Formalin merupakan bahan kimia dalam industri kayu lapis, dan digunakan sebagai bahan disinfektan pada rumah sakit. Formalin digunakan secara illegal untuk bahan pengawet. Mie basah yang diberi formalin bisa awet berhari-hari tanpa disimpan dalam lemari pendingin. Tahu berformalin tidak rusak hingga 4-5 hari. Ikan dan daging tidak membusuk dalam 3 hari.
       Zat ini sangat berbahaya jika sampai tertelan. Kulit yang terkena formalin akan terasa terbakar, bahkan menyebabkan pendarahan. Di dalam tubuh, formalin bisa menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak, limfa, dan sistem syaraf pusat.
8. Boraks
       Boraks adalah bahan pengawet kayu dan antiseptik pengontrol kecoa. Fungsinya hampir sama dengan pestisida. Boraks berbentuk serbuk kristal putih tanpa bau dan mudah larut dalam air. Boraks digunakan secara illegal dalam industri makanan bakso dan kerupuk, karena mampu memberi efek bagus pada tekstur makanan. Bakso dengan boraks menjadi kenyal, renyah, dan tahan lama. Kerupuk dengan boraks pun lebih renyah dan empuk.
       Padahal, boraks adalah bahan pembersih dan pengawet kayu, dengan fungsi antiseptik. Boraks bisa menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah besar, boraks bisa mematikan, koma, depresi, kerusakan ginjal, dan kematian.
9. Acrylamide
       Acrylamide adalah zat kimia yang terdapat pada makanan panggang seperti serealia, roti crackers, dan sebagainya, dan merupakan produk sampingan karbohidrat yang diolah dengan temperatur tinggi. Zat ini juga tidak baik untuk kesehatan karena memiliki hubungan erat dengan kolesterol.
10. Bisphenol A (BPA)
       Bisphenol A adalah zat kimia yang terdapat pada plastik penyimpan makanan. Zat tersebut bisa bocor dan meresap ke dalam makanan, kemudian dikonsumsi manusia. Zat ini meningkatkan risiko kanker payudara.

        Oleh karena ilmu kimia merupakan bagian dari sains, maka untuk mempelajari ilmu kimia harus menggunakan disiplin dan cara-cara atau meode yang biasa digunakan oleh para saintis (ilmuwan) dalam memperoleh ilmu pengetahuan tersebut. Cara-cara atau metode dalam mempelajari dan mendapatkan ilmu pengetahuan alam (sains) disebut metode imliah. Jadi, untuk mempelajari ilmu kimia harus tunduk pada aturan-aturan dalam metode ilmiah. Didalam menjelaskan suatu gejala alam atau suatu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah terdapat langkah-langkah yang tertentu, yaitu:

v  Menemukaan masalah

v  Mengamati masalah

v  Membuat hipotesis

v  Melakukan eksperimen

v  Menarik kesimpulan

v  Menyusun teori.
Metode ilmiah merupakan landasan dalam penyusunan suatu teori. Suatu teori harus dapat dibuktikan kebenarannya berdasarkan pengamatan (fakta empiris). Apabila bukti empiris tidak sesuai dengan teori yang disusun maka harus dilakukan percobaan ulang dan disusun teori baru yang dapat dimamfaatkan untuk kesejahteraan manusia.
Ilmu kimia memiliki banyak cabang-cabang ilmu diantaranya adalah ilmu kimia analitik, ilmu kimia organik, ilmu kimia anorganik, ilmu biokimia, dan kimia nuklir.

  1. Kimia analitik adalah analisis cuplikan bahan untuk memperoleh pemahaman tentang susunan kimia dan strukturnya. Kimia analitik melibatkan metode eksperimen standar dalam kimia. Metode-metode ini dapat digunakan dalam semua subdisiplin lain dari kimia, kecuali untuk kimia teori murni.
  2. Kimia organik mengkaji struktur, sifat, komposisi, mekanisme, dan reaksi senyawa organik. Suatu senyawa organik didefinisikan sebagai segala senyawa yang berdasarkan rantai karbon.
  3. Kimia anorganik mengkaji sifat-sifat dan reaksi senyawa anorganik. Perbedaan antara bidang organik dan anorganik tidaklah mutlak dan banyak terdapat tumpang tindih, khususnya dalam bidang kimia organologam.
  4. Biokimia mempelajari senyawa kimia, reaksi kimia, dan interaksi kimia yang terjadi dalam organisme hidup. Biokimia dan kimia organik berhubungan sangat erat, seperti dalam kimia medisinal atau neurokimia. Biokimia juga berhubungan dengan biologi molekular, fisiologi, dan genetika.
  5. Kimia nuklir mengkaji bagaimana partikel subatom bergabung dan membentuk inti. Transmutasi modern adalah bagian terbesar dari kimia nuklir dan tabel nuklida merupakan hasil sekaligus perangkat untuk bidang


Dirgantara Wicaksono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar