PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT
Pengembangan tenaga kependidikan untuk
siswa berbakat
A.
Isu-isu dalam pendidikan anak berbakat
Sistem pendidikan yang ada di Indonesia jauh dari keunggulan.
Banyak anak yang berintelegensi unggul tidak terperhatikan. Kebutuhan anak
berbakat dan pemberian perhatian terhadap kemampuan yang mereka miliki menjadi
beban masyarakat karena mengabaikan kebutuhan psikologis dan sosial anak
berbakat. Akhirnya karena tidak adanya perhatian, anak berbakat menjadi merasa
frustasi dan mengalami gangguan psikologis
B.
Harapan dan Tantangan Anak Barbakat
- Usia masuk sekolah
Di
sekolah disiapkan berbagai macam program pengajaran bagi anak berbakat, namun
walaupun demikian orang tua tetap memegang peran utama dalam mendidik anaknya
terutama usia sebelum masuk sekolah.
Pada tingkat SD, anak yang ditemukan pada waktu tertentu
dikumpulkan beberapa lamanya di suatu kelas khusus dan diberi kesempatan
menerima pelajaran dari guru yang pandai mengajar. Di SLTA pemanduan bakat
dapat dilakukan selama siswa duduk di kelas satu. Di kelas dua sekali-kali
dapat dikumpulkan di kelas khusus yang ada di ibukota propinsi untuk menerima
pelajaran dari orang yang menguasai ilmu sebagai peneliti. Di kelas tiga yang
terbaik diantaranya kemudian dapat dipindahkan ke sekolah khusus.
Jika pemanduan bakat telah lama dilakukan, maka sekolah khusus
dapat menampung siswa berbakat sejak kelas satu SMA. Sekolah yang bertempat di
ibukota propinsi, perlu dilengkapi dengan kampus yang nyaman, staf pengajar,
staf bimbingan dan penyuluhan yang layak. Jadi usia masuk sekolah bagi anak
berbakat adalah usia 3 tahun 10 bulan atau 4 tahun atau Pendidikan Anak Usia
Dini.
- Kualifikasi Guru
Guru
untuk anak berbakat harus cukup peka dan tanggap terhadap kebutuhan anak
didiknya serta mampu dan mau memenuhi kebutuhan itu. Ciri khas yang diharapkan
ada pada guru anak berbakat :
a.
mempunyai
kualifikasi sebagai guru professional
b.
dapat
bekerja secara maniri
c.
mempunyai
kemampuan cukup untuk oto kritik
d.
tahan
dan cukup tanggap terhadap kritik
e.
penuh
inisiatif
f.
kreatif dan inovatif
g.
memiliki
kemapuan verbal dan numerik yang tinggi
h.
memiliki
minat yang luas variasinya
i.
mempunyai
kegemaran membaca dan belajar
j.
memiliki pengetahuan yang luas mengenai
berbagai perkembangan IPTEK
k.
mempunyai
kemampuan tinggi untuk melakukan analisis mengenai kejadian sosial ekonomik
l.
tidak
bersikap dogmatik dan demokratik
m.
memiliki
dorongan ingin tahu yangbesar dan suka bereksperimen
n.
mudah
bergaul dan mampu memahami dengan cepat tingkah laku orang lain
Karakteristik dan sifat positif yang harus dimiliki oleh orang yang
mendidik anak berbakat :
a.
guru,
pendidik dan pembimbing harus memandang dan memperlakukan anak dengan segala
perasaan, pikiran dan tindakan yang dimilikinya serta menganggapnya sebagai
dunia yang terikat padanya.
b.
memotivasi
anak agar terus menerus bekerja dan meneliti.
c.
membantu
mengembangkan bakat dan memberikan penghargaan.
d.
menjadi
teladan yang baik dan contoh ideal dalam memberi perhatian, kerjasama, dan
partisipasi aktif agar anak dapat mempelajari pola prilaku dari gurunya
Prosedur seleksi guru anak berbakat dapat digunakan prosedur yang
lazim, yaitu :
a.
penentuan
atribut yang akan dipertimbangkan atau diukur.
b.
pemilihan
pengembangan alat seleksi yang sesuai dengan atribut yang akan diungkap atau
diukur.
c.
pelaksanaan
pengambilan data.
d.
analisis
data dan penyusunan alternatif keputusan.
e.
pengambilan
keputusan
Ide Inovatif anak berbakat
pemahaman yang memadai mengenai anak berbakat akan mendukung
keberhasilan layanan pendidikan bagi anak-anak tersebut. Pengertian anak
berbakat dalam perkembangannya telah mengalami perubahan dari pengertian yang
berdasarkan pada pendekatan faktor tunggal (berdasarkan IQ) ke pendekatan yang
bersifat multi dimensional (faktor jamak). Faktor tunggal menggunakan kriteria
keberbakatan berdasarkan inteligensia yang tinggi, sedangkan faktor jamak
menggunakan kriteria keberbakatan tidak semata-mata ditentukan oleh faktor
inteligensia, tetapi juga hasil perpaduan atau hasil interaksi dengan
lingkungan.
dalam memandang tentang karakteristik
anak berbakat yangtidak hanya ditinjau dari keberbakatan akademik, tetapi
ditinjau pula dalamkeberbakatan sosial, emosional, penampilan dan pemeliharaan
kesehatan. Anakberbakat pada umumnya memiliki keunggulan jika dibandingkan
dengan anak-anak normal sehingga mereka membutuhkan program dan layanan
pendidikansecara khusus dengan melalui adaptasi pendidikan bagi anak-anak
berbakat tersebut.
Dalam menentukan jenis layanan bagi anak berbakat perlu memperhatikan
beberapa komponen berikut. Komponen persiapan penentuan jenis layanan, seperti
Mengidentifikasi anak berbakat merupakan hal yang tidak mudah karena banyak
anak berbakat yang tidak menampakkan keberbakatannya dan tidak dipupuk. Untuk
mengidentifikasi anak berbakatAnda perlu menentukan alasan atau sebab mencari
mereka sehingga dapat menentukan alat identifikasi yang sesuai dengan kebutuhan
tersebut. Tujuan pendidikan anak berbakat adalah agar mereka menguasai sistem
konseptual yang penting sesuai dengan kemampuannya, memiliki keterampilan yang menjadikannya
mandiri dan kreatif, serta mengembangkan kesenangan dan kegairahan belajar
untuk berprestasi. Selanjutnya, komponen alternatif implementasi layanan
meliputi ciri khas layanan, strategi pembelajaran dan evaluasi. Hal-hal yang
diperhatikan dalam ciri khas layanan adalah adaptasi lingkungan belajar,
seperti usaha pengorganisasian tempat belajar (sekolah unggulan, kelas khusus,
guru konsultan, ruang sumber). Selain itu, ada adaptasi program, seperti usaha
pengayaan, percepatan, pencanggihan, dan pembaruan program, serta modifikasi
kurikulum (kurikulum plus dan berdiferensiasi). Berkaitan dengan strategi
pembelajaran bahwa strategi pembelajaran yang dipilih harus dapat mengembangkan
kemampuan intelektual dan non intelektual serta dapat mendorong cara belajar
anak berbakat. Oleh karena itu, anak berbakat membutuhkan model layanan khusus,
seperti bidang kognitif afektif, moral, nilai, kreativitas, dan bidang-bidang
khusus. Evaluasi pembelajaran anak berbakat menekankan pada pengukuran dengan
acuan kriteria dan pengukuran acuan norma.
Ali Imran. 2001. Anak Berbakat: Bagaimana Cara Mengetahui dan
Membinanya. Jakarta : Gema Insani
Andi Hakim Nasution, dkk. 1982. Anak-anak
Berbakat : Pembinaan dan Pendidikannya. Jakarta : CV. Rajawali
Conny R. S dan Djeniah. A. 2002. Petunjuk Layanan dan Pembinaan Kecerdasan Anak. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya