Minggu, 17 Mei 2015

pendidikan sejarah

PENDIDIKAN SEJARAH
1.      Pengertian Sejarah
Istilah sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu “syajaratun” yang artinya “pohon kayu”. Pengertian pohon kayu disini menunjukan adanya suatu kejadian, perkembangan atau pertumbuhan tentang suatu hal atau peristiwa dalam suatu kesinambungan. Dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi dimasa lampau.
Para ahli sejarah pada umumnya sepakat untuk membagi kedudukan dan peranan sejarah yang terbagi atas tiga hal, yaitu :
1.      Sejarah sebagai peristiwa, yaitu kejadian, kenyataan, aktualitas yang sebenarnya telah terjadi atau berlangsung pada masa lalu. 
2.      Sejarah sebagai cerita, yaitu cerita berupa narasi yang disusun berdasarkan pendapat seseorang, memori, kesan atau tafsiran manusia terhadap suatu peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
3.      Sejarah sebagai ilmu, yaitu suatu susunan pengetahuan tentang peristiwa dan cerita yang terjadi di dalam masyarakat manusia pada masa lalu yang disusun secara sistematis dan menggunakan metode yang didasarkan atas asas-asas, prosedur dan metode serta teknik ilmiah yang diakui oleh para pakar sejarah.

2.      Fungsi Pendidikan Sejarah
Secara rinci dan sistematis, menurut Notosusanto mengidentifikasi terdapat ada empat jenis kegunaan sejarah, yaitu :
1.      Fungsi Edukatif, artinya bahwa sejarah membawa dan mengajarkan kebijaksanaan ataupun kearifan-kearifan.
2.      Fungsi Inspiratif, artinya dengan mempelajari sejarah dapat memberikan inspirasi atau ilham.
3.      Fungsi Instruktif, artinya bahwa dengan belajar sejarah dapat menjadi bereran dalam proses pembelajaran pada salah satu kejuruan atau keterampilan tertentu.
4.      Fungsi Rekreasi, artinya dengan belajar sejarah itu dapat memberikan rasa kesenangan maupuan keindahan.

3.      Pembagian Sejarah Secara Tematik
Dilihat dari ruang lingkupnya terutama pembagian sejarah secara tematik, sejarah yang memiliki cakupan yang sangat luas. Menurut Sjamsuddin (1996:203-221) dan Burke (2000:444) mengelompokannya dalambelasan jenis sejarah, yaitu :
1.      Sejarah Sosial
2.      Sejarah Ekonomi
3.      Sejarah Kebudayaan
4.      Sejarah Demografi
5.      Sejarah Politik
6.      Sejarah Kebudayaan Rakyat
7.      Sejarah Intelektual
8.      Sejarah Keluarga
9.      Sejarah Etnis
10.  Sejarah Psikologi dan Psikologi Histori
11.  Sejarah Pendidikan
12.  Sejarah Medis 

4.      Tujuan Pendidikan Sejarah
a.       Mengetahui kepentingan sesuatu peristiwa
b.      Mengetahui sebab dan akibat sesuatu peristiwa
c.       Memberi semangat agar berusaha bersungguh-sungguh untuk mengulangi keagungan negara seperti pada Zaman Kegemilangan Melayu Melaka
d.      Sentiasa beringat dan berwaspada supaya sesuatu peristiwa yang tidak diingini tidak akan berulang
e.       Memupuk semangat patriotisme iaitu perasaan cintakan tanah air
f.       Membantu membuat ramalan pada masa hadapan iaitu tentang sesuatu peristiwa
g.      Semangat cinta yang menebal dan sanggup berkorban untuk mempertahankan negara

5.      Komponen-komponen Pendidikan Sejarah
a.       Peristiwa sejarah
Sebagai kejadian, peristiwa sejarah memiliki sifat lengkap dan obyektif. Oleh karena telah terjadi, maka peristiwa sejarah sudah tidak ada lagi atau hilang ditelan masa. Siapapun tidak akan pernah mengalami peristiwa tersebut di lain waktu maupun di lain tempat.
b.      Sejarawan
Sejarawan adalah seseorang yang berusaha untuk menyusun kembali peristiwa sejarah. Berbeda dengan ahli ilmu-ilmu alam yang dapat membawa obyek penelitian ke laboratorium, sejarawan tidak dapat membawa atau menghadirkan “peristiwa sejarah” yang telah hilang. Oleh karena peristiwanya sudah tidak ada, maka penyusunan dilakukan dengan berdasar pada fakta-fakta yang berhasil ditemukan. Tentu tidak mungkin seorang sejarawan mampu menemukan seluruh fakta. Dengan kata lain, fakta yang ditemukan hanya sebagian dari peristiwa sejarah.
c.       Historiografi
Historiografi merupakan hasil kerja sejarawan dalam usaha menyusun kembali peristiwa sejarah atau istilah teknisnya rekonstruksi sejarah. Rekonstruksi dapat berupa gambaran tentang peristiwa sejarah atau deskriptif-narrative maupun penjelasan tentang peristiwa sejarah atau deskriptif-analitis. Rekonstruksi yang deskriptif-narrative berusaha menjawab pertanyaan tentang apa, siapa, di mana dan bagaimana sebuah peristiwa sejarah terjadi. Di lain pihak deskriptif-analitis terutama memfokuskan diri untuk menjawab pertanyaan tentang mengapa suatu peristiwa sejarah dapat terjadi. 
Tgl 17 Mei 2015

Digantara Wicaksono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar