Selasa, 26 Mei 2015

Supervisi Standar Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah


Supervisi Standar Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah
 
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah terdapat lima dimensi kompetensi yaitu: kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Setiap dimensi kompetensi memiliki kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang kepala sekolah/madrasah. Secara rinci kompetensi-kompetensi dasar tersebut adalah sebagai berikut:
a.      Kompetensi Manajerial
1.      Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.
2.      Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.
3.      Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal.
4.      Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif.
5.      Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
6.      Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
7.      Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.
8.      Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah.
9.      Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.
10.  Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
11.  Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.
12.  Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/ madrasah.
13.  Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di ekolah/madrasah.
14.  Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan.
15.  Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.
16.  Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.

b.      Kompetensi Kewirausahaan
1.      Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.
2.      Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif.
3.      Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
4.      Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.
5.      Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

c.       Kompetensi Supervisi
1.      Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
2.      Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
3.      Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

d.      Kompetensi Kepribadian
1.      Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.
2.      Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
3.      Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah.
4.      Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
5.      Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/madrasah.
6.      Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

e.       Kompetensi Penelitian dan Pengembangan
1.      Menguasai berbagai pendekatan, jenis, dan metode penelitian dalam pendidikan.
2.      Menentukan masalah kepengawasan yang penting diteliti baik untuk keperluan tugas pengawasan maupun untuk pengembangan karirnya sebagai pengawas.
3.      Menyusun proposal penelitian pendidikan baik proposal penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif.
4.      Melaksanakan penelitian pendidikan untuk pemecahan masalah pendidikan, dan perumusan kebijakan pendidikan yang bermanfaat bagi tugas pokok tanggung jawabnya.
5.      Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian pendidikan baik data kualitatif maupun data kuantitatif.
6.      Menulis karya tulis ilmiah (PTS) dalam bidang pendidikan dan atau bidang kepengawasan dan memanfaatkannya untuk perbaikan mutu pendidikan.
7.      Menyusun pedoman/panduan dan/atau buku/modul yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pengawasan di sekolah/madrasah.
8.      Memberikan bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan kelas, baik perencanaan maupun pelaksanaannya di sekolah/madrasah.

f.       Kompetensi Sosial
1.      Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah
2.      Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
3.      Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

Tgl, 23 Mei 2015

Dirgantara Wicaksono

Model Pembelajaran Threaded


MODEL PEMBELAJARAN THREADED

A.    Pengertian Model Pembelajaran Threaded
Ketrampilan berpikir (thinking skills), ketrampilan sosial (social skills), ketrampilan belajar, grafis organizer, teknologi, dan kecerdasan ganda (multiple intelligence skills) yang terdapat dalam semua disiplin ilmu dapat dilakukan dengan pendekatan untaian. Model pembelajaran Threaded adalah pendekatan pengembangan kemampuan belajar berkelanjutan tentang kemampuan yang sangat mendasar melalui beberapa mata pelajaran. Kemampuan tersebut yaitu kemampuan dasar yang meliputi: keterampilan berpikir (thingking skill), keterampilan sosial (social skill), keterampilan studi (study skill), pengorganisasi grafis, teknologi, dan kecerdasan majemuk (multiple intelligent) yang kesemuannya disebut dengan metacurriculum melalui semua mata pelajaran.
Artinya model ini adalah model integrasi yang diorientasikan pada metacurriculum yang sangat penting dan berkaitan yang ada pada semua mata pelajaran. Materi kurikulum dari berbagai mata pelajaran terfokus untuk mengembangkan salah satu kemampuan tersebut. Atau satu kemampuan meta kurikulum pembentukannya melalui sejumlah mata pelajaran.
Dalam pelaksanaannya, tim dalam satu kelas atau antar kelas menentukan skill apa yang mau dikembangkan. Kemudian, kemampuan tersebut dimasukkan ke dalam konten sejumlah mata pelajaran yang ada, yang relevan dengan pembentukan skill tersebut. Dengan kata lain, kemampuan-kemampuan ini intinya disusupkan ke dalam isi kurikulm standar. Model organisai ini cocok digunakan apabila kemampuan dasar menjadi prioritas pendiidkan, bukan sekedar penguasaan materi belaka.
Gambar Model threaded
Contoh penerapan model threaded pada materi kelas IV SD semester 1  :
·         IPA
Mendeskripsikan hubungan antara SDA dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat
·         IPS
Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi.
·         MATEMATIKA
Menyatakan kesimpulan berdasarkan data tabel atau grafik.
·         BAHASA INDONESIA
Menggali informasi dari teks wawancara tentang jenis-jenis pekerjaan, serta kegiatan ekonomi dan koperasi dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.








Untaian kurikulum ketrampilan berpikir (Treaded)
1.      Untaian Keterampilan Berpikir Kritis
Untaian penunjukan (attribute cluster) :
1.      Penggolongan (classifying)
2.      Pengurutan (sequencing)
3.      Membandingkan dan membedakan (comparing & contrasting)
4.      Menunjukkan (attributing)

Untaian urutan (sequence cluster) :
1.      Memprioritaskan (prioritizing)
2.      Menemukansebabakibat (finding cause & effect)
3.      Menarikkesimpulan (drawing conclusions)
4.      Mengurutkan (sequencing)

Untaian analisa (analysis cluster) :
1.      Menganalisa kesalahan (analyzing for bias)
2.      Menganalisaasumsi/pendapat (analyzing for assumption)
3.      Menarik kesimpulan (drawing conclusions)
4.      menganalisa (analyzing)

Untaian evaluasi (evaluating cluster) :
1.      Menganalisaasumsi/pendapat (analyzing for assumption)
2.      Menganalisakesalahan (analyzing for bias)
3.      Analogipemecahan (solving analogies)
4.      Membuatkeputusan (decision making)
5.      Mengevaluasi (evaluating)

2.      Untaian Keterapilan Berpikir Kratif
Untaian tanggapan (perception cluster):
1.          Penemuan (inventing)
2.          Prakiraan/meramalkan (predicting)
3.          Hipotesa (hypothesizing)
4.          Merenungkan (imaging)

Untaian kesimpulan:
1.        Prakiraan/meramalkan (predicting)
2.        Hipotesa (hypothesizing)
3.        Memberlakukan secara umum (generalizing)
4.        Menyimpulkan/menduga (inferring)

Untaian pemecahan masalah:
1.        Menyimpulkan/menduga (inferring)
2.        Membuat analogi (making analogies)
3.        Berhadapan dengan kerancuan dan gejala
4.        Pemecahanmasalah (problem solving)

Untaian pengungkapan:
1.      Perwujudkan (personifying)
2.      Penemuan (inventing)
3.      Visualisasi (visualizing)
4.      Menghubungkan (associating)
5.      Pengungkapan pendapat (brainstorming)
6.      Pemecahan masalah (problem solving)
7.      Pengambilan keputusan (decision making)
8.      Ide kreatif
Kecerdasan majemuk (multiple intelligent):
1.      Kecerdasan Linguistik
Kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif baik secara oral maupun tertulis.
2.      Kecerdasan Matematis-Logis
kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif termasuk di dalamnya adalah kepekaan pada pola logika, abstraksi, kategorisasi, dan perhitungan.
3.      Kecerdasan Ruang Visual
Kemampuan menangkap dunia ruang-visual secara tepat, termasuk kemampuan mengenal bentuk dan benda secara tepat, menggambarkan suatu hal dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata.
4.      Kecerdasan Kinestetik-Badani
kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan.
5.      Kecerdasan Musikal
Kemampuan untuk mengembangkan, mengekpresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara, termasuk  kemampuan menyanyi, kemampuan mencipta lagu.
6.      Kecerdasan Interpersonal
kemampuan yang berkaitan dengan orang lain dan pemahaman terhadap diri sendiri. Kecerdasan ini sangat berhubungan dengan kemampuan untuk memahami orang lain.
7.      Kecerdasan Intrapersonal
kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasar pengenalan diri, termasuk kemampuan mengambil keputusan pribadi.
8.      Kecerdasan Naturalis
Kemampuan untuk dapat peka terhadap lingkungan alam, seperti mengerti flora dan fauna dengan baik, menjaga lingkungan dan mengembangkan pengetahuan akan alam.
B.     Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Threaded
Keuntungan dari model threaded adalah memutar sekitar konsep metakurikulum. Metakurikulum tersebut adalah pemahaman dan pengontrolan keterampilan dan strategi berfikir dan belajar yang melebihi isi mata pelajaran. Guru menekankan perilaku metakognitif sehingga siswa belajar mengenai bagaimana mereka belajar. Dengan membuat siswa menyadari proses belajar, transfer selanjutnya difasilitasi. Nilai tambah dari model integrasi ini tidak hanya isi tetap murni untuk setiap disiplin, namun siswa memperoleh manfaat tambahan dari berbagai jenis keterampilan berpikir yang dapat ditransfer menjadi kecakapan hidup.
Keunggulan model ini antara lain, konsep berputar sekitar metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif. Model ini membuat siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan datang sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi. Nilai lebih dari model ini adalah materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni sehingga siswa yang mempunyai tingkat pemikiran superordinat memiliki kekuatan transfer pada keterampilan hidup.
Kekurangan dari model ini adalah kebutuhan untuk menambahkan kurikulum “yang lain”. Isi yang berhubungan lintas mata pelajaran tidak ditunjukkan secara eksplisit (jelas/tersurat), melainkan secara implisit (tersirat) sehingga siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya. Guru perlu memahami keterampilan dan strategi yang digunakan siswa agar dapat mengembangkan dirinya. Permukaan metakurikulum, kecuali disiplin tetap statis. Hubungan di antara dan antar isi mata pelajaran tidak ditekankan. Model threaded digunakan untuk mengintegrasikan kurikulum ketika metakurikulum menjadi fokusnya. Model ini cocok digunakan sebagai salah satu langkah alternatif menuju integrasi mata pelajaran yang lebih intensif. Model tersebut merupakan model yang aktif untuk yang mendorong guru menjaga isi pelajaran tetap utuh, dan memasukkan keterampilan berfikir, bekerja sama, dan kecerdasan multiple dalam isi mata pelajarannya.
Pada model ini, pendekatan metakurikuler digunakan untuk mencapai beberapa keterampilan dan tingkatan logika para siswa dengan berbagai mata pelajaran. Misalnya, guru mempunyai target untuk membuat prediksi dalam percobaan di laboratorium Matematika, IPA, Bahasa, yang pada saat bersamaan, guru IPS mempunyai target dalam peramalan kejadian-kejadian saat ini, di mana keseluruhan kegiatan tersebut membentuk suatu untaian keterampilan (membuat ramalan) yang bersumber dari lintas berbagai mata pelajaran.

C.    Fungsi Model Pembelajaran Threaded
   Model threaded digunakan untuk mengintegrasikan kurikulum ketika metakurikulum menjadi fokusnya. Model ini cocok digunakan sebagai salah satu langkah alternatif menuju integrasi mata pelajaran yang lebih intensif. Model tersebut merupakan model yang aktif untuk yang mendorong guru menjaga isi pelajaran tetap utuh, dan memasukkan keterampilan berfikir, bekerja sama, dan kecerdasan multiple dalam isi mata pelajarannya. Pada model ini, pendekatan metakurikuler digunakan untuk mencapai beberapa keterampilan dan tingkatan logika para siswa dengan berbagai mata pelajaran. Misalnya, guru mempunyai target untuk membuat prediksi dalam percobaan di laboratorium Matematika, IPA, Bahasa, yang pada saat bersamaan, guru IPS mempunyai target dalam peramalan kejadian-kejadian saat ini, di mana keseluruhan kegiatan tersebut membentuk suatu untaian keterampilan (membuat ramalan) yang bersumber dari lintas berbagai mata pelajaran.

D.    Langkah-langkah Model Pembelajaran Threaded
                        Langkah-langkah yang dilakukan dalam Model Pembelajaran Threaded antara lain :
1.      Menetapkan keterampilan yang diuntaikan dalam pembelajaran
2.      Memilih mata pelajaran yang cocok untuk dipadukan dengan model ini
3.      Mencocokkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dapat diuntaikan
4.      Merumuskan indikator pembelajaran secara terpadu
5.      Menetapkan ketrampilan berpikir yang akan diuntaikan
Tgl 21 Mei 2015

Dirgantara Wicaksono